Surga Judi – Calibet – Casino Online
- Di tengah kehadiran film drama dan horor di jaringan bioskop Indonesia, film
animasi adaptasi berjudul Battle of Surabaya siap tayang hari ini, 20 Agustus
2015.
Film produksi MSV Pictures yang
bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
AMIKOM Yogyakarta ini telah digagas sejak 2012.
Diproduksi dengan dana sekitar
Rp15 miliar, Battle of Surabaya berhasil menggaet Disney Pictures yang akan
mendistribusikan film ini.
Bercerita mengenai perjuangan
pahlawan nasional yang berusaha keluar dari zaman penjajahan, lucunya film anak
bangsa ini bergaya animasi Jepang, negara yang dulu sempat menjajah Indonesia.
Mungkin Jepang masih menjadi salah satu kiblat animasi yang dilirik MSV
Pictures.
Meski demikian, animasi Battle of
Surabaya tidaklah terlalu mengecewakan, hampir senada dengan animasi serial
kartun The Legend of Korra (2012-2014). Perpaduan teknik animasi dua dimensi
(2D) dan tiga dimensi (3D) cukup memperkuat jalan cerita yang disuguhkan tanpa
melupakan detail khas Indonesia seperti sawah, gunung, pasar dan rumah
tradisional.
Jika animasinya terasa Jepang,
kini jalan ceritanya yang terasa Hollywood. Dikutip dari pernyataan sang sutradara,
Aryanto Yuniwan, pihak Disney menyarankan agar Battle of Surabaya diberikan
formula tersebut: masa lalu yang menjadi masalah di masa depan sehingga
memunculkan konflik yang harus dibenahi oleh karakter utama yang unik.
Battle of Surabaya berkisah
mengenai Musa, seorang anak berumur 14 tahun yang bekerja sebagai penyemir
sepatu dan kurir surat sekitar 1945.
Saat itu, Indonesia telah
merdeka, namun keabsahannya masih diganggu oleh tentara Inggris yang menduduki
Surabaya. Peristiwa itu dikenal sebagai Peristiwa 10 November.
Dengan kecerdikannya, Musa
berusaha membantu pejuang-pejuang nasional untuk mengamankan Kemerdekaan
Indonesia. Aksi Musa tidak terlalu mulus, karena ternyata ia juga harus
berhadapan dengan drama keluarga dan pertemanan.
Demi memeriahkan cerita, plot
flashback pun disisipkan. Sayang, penyisipannya kurang konsisten, sehingga
penonton yang kurang fokus bisa gagal paham maksud flashback tersebut.
Selebihnya alur cerita menarik
untuk dinikmati. Tawa dan haru bercampur menjadi satu ketika melihat interaksi
Musa dengan ibunya, Tuan Yoshimura, Yumna, hingga Cak Soleh.
Film Battle of Surabaya tidak
melulu menceritakan sejarah. Penceritaan sejarah memang sengaja tidak dititik
beratkan, agar tontonan ini menjadi lebih universal, seperti yang dikatakan
oleh sang produser, M. Suyanto. Salah satu yang terasa adalah penggunaan bahasa
Indonesia lebih sering terdengar dibandingkan dialek Surabaya.
Mengesampingkan teknik animasi
dan formula Hollywood, film Battle of Surabaya cukup menghibur semua kalangan,
apalagi generasi muda yang seakan sudah banyak lupa dengan sejarah.
Kalau para kreatornya ingin
menunjukkan Battle of Surabaya kepada dunia, mungkin kadar prioritasnya harus
dipikir ulang terlebih dahulu, apakah mau mengunggulkan teknik animasi atau
keharmonisan jalan ceritanya.
Surga Judi menawarkan permainan live casino terbaru dengan memberikan sensasi mengintip kartu Anda secara perlahan, dan memiliki fleksibilitas dalam mengganti dealer, maka Calibet adalah pilihan permainan yang tepat untuk Anda sebagai penyedia live casino online terkemuka di Asia Tenggara.
No comments:
Post a Comment